Jumat, 04 Januari 2013

SPPS FOR WINDOWS


 SPSS adalah kependekan dari statistical proram for social science.merupakan paket program aplikasi komputer untuk menganalisis data komputer.
Ada sembilan menu utama yan dimiliki spss for windows :
1. file : digunakan untuk membuat file baru atau membuka file
2. edit : digunakan untuk memodifikasi, mengkopi, menghapus, mencari dan mengganti data
3. data : digunakan untuk membuat pilihan global dari file data spss
4. transform : digunakan untuk mentrasformasi data
5. analyze : digunakan untuk memilih berbagai prosedur pengolahan secara statistik
6. graph : digunakan untuk mengaktualisasikan data berupa bar chart, pie chart, histogram, dan bentuk- bentuk grafik lainnya.
7. utilities : digunakan untuk mengubah fonts, mengakses data secara dinamik, atau menampilkan indeks dari perintah-perintah spss
8. windows : digunakan untuk mengatur, memilih, dan mengontrol atribut-atribut windows spss
9. help : digunakan untuk membuka windows standar microsoft help yang memuat informasi bantuan bagaimana menggunakan bantuan berbagai fasilitas pada spss.

Visual Binning dapat memungkinkan Anda membuat grup interaktif dari variabel kontinu dan visual mengendalikan proses
Optimal Binning : Ini adalah metode diawasi untuk diskretisasi variabel numerik skala (numerik dan diperlakukan sebagai kontinu), yaitu pengelompokan nilai-nilai variabel yang menjadi satu set yang relatif kecil dari nilai diskrit (sampah), yang masing-masing mewakili rentang nilai pada variabel asli diskritisasi mungkin. akan peformed untuk memungkinkan analisis yang dibatasi untuk variabel kategori.
1. TRANSFORM
Menu transform dipergunakan untuk melakukan perubahan-perubahan atau penambahan data.
Compute : operasi aritmatika dan logika untuk
Count : untuk mengetahui jumlah sebuah ukuran data tertentu pada suatu baris tertentu
Recode : untuk mengganti nilai pada kolom variable tertentu, sifatnya menggantikan (into same variable) atau merubah (into different variable) pada variable baru
Categorize variable : merubah angka rasional menjadi diskrit
Rank case : mengurutkan nilai data sebuah variabel
2. Menu layar editor :
1. Name : kolom pertama, tempat menuliskan nama variabel, misalkan vriabel pertama adalah nama, variabel ke 2 adalah berat badan dan variabel ke 3 adalah gender, maka pada baris pertama, ke 2 dan ke 3 pada kolom pertama di tuliskan nama-nama itu
2. Kolom ke 2 berisi dari berbagai tipe data seperti : numeric, comma,dot,scientific notation, date, costum currency, dan string
a. Numeric : angka, tanda (+) atau (-) didepan angka, indicator desimal.
b. Comma :angka, tanda (+) atau (-) didepan angka, indicator desimal, tanda koma sebagai pemisah bilangan ribuan
c. Dot :angka, tanda (+) atau (-) didepan angka, indicator desimal,tanda titik sebagai pemisah bilangan ribuan.
d. Scientific notation : sama dengan tipe numeric, tetapi menggunakan symbol E untuk kelipatan 10 (misal 120000 = 1.20E+5).
e. Data :menampilkan data format tanggal atau waktu Dollar :memberi tanda dollar ($), tanda koma sebagai pemisah bilangan ribuan dan tanda titik sebagai desimal.
f. Custom currency : untuk format mata uang String:biasanya huruf atau karakter lainnya
3. kolom ke 3 width : untuk menentukan berapa jumlah maksimal angka / huruf yang dapat di muat. Untuk keperluan praktek biarkan kolom width sesuia dgn defult spss yaitu = 8
4. kolom ke 4 desimal :untuk menentukan jumlah angka dibelakang koma. Bila angka merupakan bilangan bulat, seperti pria =1 dan wanita = 2 desimal diisi dengan angka = 0
5. label : persi lengkap dari name, bias banyak karakter, bias huruf bersar dan menggunakan spasi, sebaiknya dituliskan terlebih bila akan veriabel tersebut akan di olah lebih lanjut
6. values : digunakan untuk meng-coding data NOMINAL
7. missing : digunakan bila dalam data yang akan diolah terdapat datum yang tidak terisi atau tdak lengkap, bila beberapa datum tidak terisi, pilih angka yg tertentu sebagai tanda missing value atau tidak di kosongkan.
8. Collom : adalah lebar dalam karakter dari nama, besarnya nominal sama dengan besarnya nilai di WIDTH
9. Align : sama seperti align pada Microsoft word.
10. Measure : adalah sekala pengukuran dari veriabel yg bersangkutan, untuk mengubah skala pengukuran interval dan ratio dalam spss adalah scale
Analyze
Statistik deskriptif adalah disiplin kuantitatif menggambarkan fitur utama dari kumpulan data yang . Statistik deskriptif dibedakan dari statistik inferensial (atau statistik induktif ), dalam statistik deskriptif bertujuan untuk meringkas sampel, daripada menggunakan data untuk belajar tentang populasi bahwa sampel data diperkirakan untuk mewakili.
Frekuensi adalah jumlah kejadian dari peristiwa berulang per unit waktu . Hal ini juga disebut sebagaifrekuensi sementara
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel. Contoh statistik deskriptif meliputi: mean, median, modus, standar deviasi, dan jangkauan.
Dalam statistik, "crosstab" adalah nama lain untuk tabel kontingensi , yang merupakan jenis tabel yang dibuat oleh tabulasi silang .Dalam penelitian survei (misalnya, polling, riset pasar), sebuah "crosstab" adalah setiap tabel yang menunjukkan ringkasan statistik .Umumnya, crosstabs dalam penelitian survei adalah concatenations dari tabel yang berbeda beberapa. Sebagai contoh, crosstab bawah menggabungkan tabel kontingensi ganda dan tabel rata-rata.
Odds Ratio (OR) adalah ukuran asosiasi paparan (faktor risiko) dengan kejadian penyakit; dihitung dari angka kejadian penyakit pada kelompok berisiko (terpapar faktor risiko) dibanding angka kejadian penyakit pada kelompok yang tidak berisiko (tidak terpapar faktor risiko).
C. COMPARE
1. MEANS
Fasilitas ini untuk menghitung dan membandingkan rata-rata data yang dikelompokkan berdasarkan faktor tertentu. Misalnya membandingkan rata-rata IP Semester I menurut asal sekolah dan daerah asal setiap jenis kelamin.
Prosedur yang dapat digunakan adalah Analyze-Compare Means – Means.
2. one sample T- test
Menu ini untuk menghitung uji-t satu sampel yang diuji dengan nilai uji tertentu. Misalnya Diuji IP semester I dengan nilai pengujian 3. (Artinya kita akan menguji hipotesis bahwa rata-rata IP semester I sama dengan 3)
Ho : μ = 3. Ho ini ditolak jika signifikansi t ‘sig. (2 tilled)’ kurang dari taraf signifikansi 0,05 (5%).
3. Paired Sample t-test
Menu ini untuk menguji dua rata-rata dari dua variabel data yang berpasangan (paired). Misalnya akan diuji perbedaan rata-rata IP Semester I dan IP Semester II
Ho: μ1 = μ2 (kedua rerata sama)
Ho ini ditolak jika signifikansi t ‘sig. (2 tilled)’ kurang dari taraf signifikansi 0,05 (5%).
Kalau Ho ditolak berarti rata-rata IP semester I dan IP semester II tidak sama /berbeda secara meyakinkan (signifikan).
4. Independent Sampel t-test
Menu ini untuk menguji dua rata-rata dari dua data yang saling independen. Misalnya diuji perbedaan rata-rata IP Semester I laki-laki dan perempuan (Laki-laki dan perempuan saling independen)
Ho: μ1 = μ2 (kedua rerata sama)
Ho ini ditolak jika signifikansi t ‘sig. (2 tilled)’ kurang dari taraf signifikansi 0,05 (5%).
Kalau Ho ditolak berarti rata-rata IP semester I laki-laki dan rata-rata IP semester I perempuan tidak sama /berbeda secara meyakinkan (signifikan).
5.One-Way ANOVA
Menu ini untuk menguji variasi data (perbedaan rata-rata lebih dari 2 kelompok data.
H. correlate
1. KORELASI BIVARIATE
Korelasi Bivariate melibatkan dua atau lebih variable untuk diketahui hubungan di antaranya.
Sebagai contoh : kita ingin mencari korelasi antara angka harapan hidup wanita dan laki-laki seluruh
dunia. Dalam output SPSS maupun lainnya biasanya disertai dengan uji signifikansi, yaitu apakah korelasi tersebut signifikan pada alpha tertentu.
2.KORELASI PARSIAL
Agak sedikit berbeda dengan korelasi bivariate, korelasi parsial memasukkan satu variable tambahan
yang berfungsi sebagai pengontrol dari dua variable yang berkorelasi.
-Tables
Dengan Tabel Anda tidak hanya dapat mengatur data tetapi juga melakukan perhitungan dan perbandingan dengan itu. Tambah, atau memperbanyak jumlah angka atau data proses dengan menggunakan berbagai fungsi

Senin, 17 Desember 2012

pedoman umum gizi seimbang

Udah tau kalo 4 Sehat 5 Sempurna itu udah kuno?? Belum?? Wah, ketinggalan nih.. udah sejak 12 tahun yang lalu loh..
Jadi ceritanya begini:
Konferensi Gizi Internasional yang dilakukan di Roma pada tahun 1992 merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) untuk mencapai dan memeliharan kesehatan dan kesejahteraan gizi (nutritional well-being). Indonesia saat itu menghadiri dan menandatangani rekomendasi tersebut. Jadilah Indonesia menyusun PGS tersebut dan menjabarkannya sebagai 13 pesan dasar yang disebut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Kemudian PUGS ini dikeluarkan oleh Direktorat Gizi, Depkes pada tahun 1995. Jadi sekarang umurnya udah 12 tahun tho..
Ketigabelas pesan dasar gizi seimbang tersebut adalah:
1. Makanlah aneka ragam makanan,
yaitu makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), serta zat pengatur (vitamin dan mineral).
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dari tiga sumber utama, yaitu karbohidrat, protein dan lemak. 1 gram karbohidrat akan menghasilkan 4 kCal energi, 1 gram protein akan menghasilkan 4 kCal energi, sedangkan 1 gram lemak akan menghasilkan 9 kCal energi. Tuh, gede banget kan dari lemak..
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
WHO (1990) menganjurkan agar 55 – 75% konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.
5. Gunakan garam beriodium untuk mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI).
GAKI dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan anak, penyakit gondok, dan kretin (kerdil). Dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram (1 sendok teh) per hari.
6. Makanlah makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia.
Sumber yang baik adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Tapi utamanya dari lauk hewani. Why? Karena zat besi dalam lauk hewani dalam bentuk heme (diserap 5x lebih tinggi daripada nonheme).
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan.
Pemberian ASI secara eksklusif ini sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Tapi sekarang udah diperbarui loh.. Bukan hingga umur 4 bulan, tetapi hingga umur 6 bulan, setelah itu perlu diberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
8. Biasakan makan pagi (sarapan)
untuk memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan produktivitas kerja. Jangan bilang lagi diet (ngurusin badan) buat alasan ngga sarapan, karena penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidak sarapan justru meningkatkan suatu hormon yang memicu pertambahan berat badan. Ditambah lagi tidak makan pagi memberi efek “kelaparan” sehingga makan siang jadi double size, ‘tul ngga?
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya,
yaitu minimal 2 liter atau setara dengan 8 gelas setiap harinya, agar proses faali dalam tubuh dapat berlangsung dengan lancar dan seimbang.
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
untuk mencapai berat badan normal dan mengimbangi konsumsi energi yang berlebihan.
11. Hindari minum minuman beralkohol.
Anda yang suka minum minuman beralkohol, ingat bahwa liver (hati) Anda itu beresiko terkena kanker!
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan,
yaitu bebas dari cemaran bahan kimia dan mikroba berbahaya, yang dapat menyebabkan sakit. Waspadalah dalam memilih jajanan anak; perhatikan warnanya, apabila terlalu ngejreng, bisa jadi pewarna yang digunakan bukan pewarna makanan.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas,
untuk mengetahui komposisi bahan penyusun (ingridien), komposisi gizi, serta tanggal kadaluarsa. Bagi yang ingin tahu apa saja yang dikonsumsi oleh anak Anda, coba perhatikan kandungan snack yang dimakannya. Anda paham Monosodium Glutamat alias MSG kan? Too much of it, kecerdasan anak Anda bisa menurun.
Untuk ingredien yang sama, Anda yang hipertensi juga mesti hati-hati. Sodium = natrium. Anda ingat rumus kimia garam dapur kan? Benar, Nacl atau Natrium Chlorida. Sifat natrium atau sodium ini adalah menyerap / mengikat air. Apabila jaringan Anda tinggi natrium, air akan terserap ke jaringan; air dalam pembuluh darah berkurang, darah semakin kental. Inilah faktor dominan hipertensi. Jadi, buat Anda yang diet rendah garam, si natrium ini perlu dikurangi; termasuk yang ada pada makanan instan dan makanan awetan.
Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain :
- MD = makanan yang dibuat di dalam negeri
- ML = makanan luar negeri (import)
- Exp = tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi
- SNI = Standard Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu makanan telah sesuai dengan persyaratan
- SP = Sertifikat Penyuluhan
Nah, itulah PUGS-nya Indonesia. Sekarang udah kenal kan? Udah kenal terus apa,, dihapal? Diterapkan dong.. Negara-negara lain juga punya PUGS, tapi ga sebanyak poinnya kita. OK deh, next session saya akan bahas lebih lanjut lagi mengenai ini..
REFERENSI:
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sianturi, G. 2002. Ikuti 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. www.gizi.net.
Soekirman, et. al. Hidup Sehat. 2006. Jakarta: PT Primamedia Pustaka.
http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0212/19/gizi4.htm

Minggu, 16 Desember 2012

Hubungan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan dengan Kualitas Pelayanan di Puskesmas Long Ikis Kabupaten Paser Tahun 2012




ABSTRAK

            Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Motivasi Kerja Tenaga Kesehatan Dengan Kualitas Pelayanan di puskesmas Long Ikis Kabupaten Paser tahun 2012.
            Jenis penelitian ini adalah deskriptif  yaitu yang bermaksud untuk mendeskrifsikan atau menggambarkan “apa adanya” , Populasi 36 responden, penarikan sampel metode Total Populasi dengan jumlah sampel 36 responden. Pengumuman data dilakukan dengan observasi, kuesioner, kepustakaan, dokumentasi dan arsip. Analisa deskriptif : pengambilan kesimpulan. Dari hasil penelitian didapatkan Reliability / Kehandalan petugas kategori baik 75%% dan kurang 25%. Responsiveness  / Ketanggapan petugas kategori baik 86.11% dan kurang 13.89%. Assurance / Jaminan petugas Kesehatan seluruhnya kategori baik 100%. Empathy / Perhatian petugas kategori baik 61.11% dan kurang 38.89%. Tangibles / Bukti Fisik petugas kategori baik 52.78% dan kurang 47.22%. Motivasi Kerja tenaga Kesehatan kategori tinggi 72.22% dan rendah 27.28%. Hasil statistik uji chi-square test (x2) didapatkan nilai kemaknaan p = 0,000 < a = 0,05 artinya ada hubungan yang sangat bermakna antara motivasi kerja tenaga kesehatan dengan kualitas pelayanan petugas.
            Disarankan agar petugas dapat mendedikasikan diri dengan baik pada masyarakat dan petugas hendaknya mengembangkan diri, memberikan penyuluhan dan pelayanan yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat.





BAB I
PENDAHULUAN
 A Latar Belakang
            Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1999 tentang GHBN 1999/2004 salah satunya adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling  mendukung dengan pendekatan paradigma sehat yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut (Depkes RI 2000).
            Menurut Menteri Kesehatan DR. Dr. Siti Fadilah Supari , Sp. JP(K), untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap kesehatan harus dilandasi oleh mutu, antara lain mutu pelayanan kesehatan. Secara umum ada Sembilan syarat pelayanan kesehatan baik yang baik. Yakni ketersediaan (available), menyeluruh (comprehensive), berkesinambungan (countinues,) terpadu (integrated), wajar (appropiate), dapat terima (acceppable), bermutu (quality), tercapai (accessible), terjangkau (affordable)  (www.Depkes.co.id  2005).
            Puskesmas adalah suatu unit pelayanan kesehatan yang merupakan ujung tombak dari pelaksanaan program kesehatan berfungsi dalam memberikan pelayanan dasar bermutu secara merata kepada masyarakat, oleh karena itu mutu pelayanan diberikan sebaiknya sesuai dengan program kesehatan.
            Mengingat bahwa manusia mempunyai peranan penting dalam setiap perilaku organisasi, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia membutuhkan kerja. Kerja dipandang sebagai kekuatan pendorong perkembangan  manusia. Semua proses mental dianggap sebagai segi-segi kegiatan, pemikiran yang sadar dipandang sebagai proses mental terpenting (Rom Harre & Ronger Lamb, 1996).
            Motivasi kerja pegawai merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya manusia suatu organisasi agar dalam pelaksanaan organisasi dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditatapkan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan tingkat motivasi kerja yang tinggi akan diperoleh penampilan kerja yang tinggi pula dan memberikan andil besar dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan motivasi diharapkan tidak melalaikan tugas/kewajiban yang telah dipercayakan oleh organisasi tempat kerja.
            Untuk dapat memelihara dan meningkatkan motivasi kerja pegawai dalam suatu instansi bukanlah pekerjaan yang mudah dalam pelaksanaannya, mengingat masalah pegawai memiliki permasalahan yang kompleks berkaitan hasrat kemanusiaan dengan banyak  faktor  yang saling berpengaruh baik secara internal maupun secara eksternal.

B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan dalam penelitian ini adalah “ Hubungan motivasi kerja tenaga kesehatan dengan kualitas pelayanan di Puskesmas Long Ikis Kabupaten Paser ?”
C. Tujuan Penelitian
           Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi kerja tenaga kesehatan dengan kualitas pelayanan di Puskesmas Long Ikis Kabupaten Paser tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian
     1.     Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pengelola program dalam penentuan  kebijakan Dinas Kesehatan khususnya dalam pengembangan tenaga kesehatan Kabupaten Paser khususnya Puskesmas Long Ikis Kecamatan Long Ikis di masa mendatang.
     2.     Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya di bidang kesehatan Kabupaten Paser.
     3.     Bagi peneliti merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam memperluas wawasan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan.
     4.     Sebagai dasar bahan penelitian ilmiah selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Motivasi Kerja
A.1 Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis dari hasil interaksi kebutuhan karyawan dan faktor luar yang mempengaruhi perilaku seorang karyawan. (Danim 2001 : 25). Motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang  memberikan energi, mendorong kegiatan dan mengarahkan perilaku kearah  mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan. (Berelson dan Stainer 2002 : 67).
Dari definisi diatas, maka motivasi dapat didefinisikan sebagai masalah yang  sangat    penting dalam setiap usaha kelompok orang yang bekerja sama untuk  mencapai tujuan organisasi, masalah motivasi dapat dianggap simpel karena pada  dasarnya manusia mudah dimotivasi, dengan memberikan apa yang  diinginkannya. 

A.2 Teori Motivasi
Siagian (2002 : 106) mengemukakan dalam pengembangan konsep-konsep  motivasi, telah berkembang teori-teori motivasi yang dapat memberikan  penjelasan mengenai motivasi kerja para anggota organisasi, mulai dari teori  motivasi seperti  teori hirarki kebutuhan dari maslow, teori X dan Y oleh Mc  Gregor, teori motivasi 7 Hygiene oleh herzberg, teori Existence, relatedness, dan  Growth (ERG) dari  Al defer, teori kebutuhan dari Mc Clelland yang kesemuanya  bertitik tolak dari kebutuhan individu.  

a).   Motivasi menurut Douglas Mc. Gregar      
             Hasil pemikiran Mc. Gregar dituangkannya dalam karya tulis dengan judul     The Human Side of Enterprise. Kesimpulan yang menonjol dalam karya  Mc. Gregar ialah pendapatnya yang menyatakan bahwa para manajer menggolongkan para bawahannya pada dua kategori berdasarkan asumsi   tertentu. Asumsi pertama ialah bahwa para bawahan tidak menyenangi  pekerjaan, pemalas, tidak senang memikul tanggungjawab dan harus dipaksa untuk menghasilkan sesuatu. Para bawahan yang berciri seperti itu   dikategorikan sebagai “manusia X” sebaliknya dalam organisasi terdapat pola para karyawan yang senang bekerja, kreatif, menyenangi tanggungjawab dan mampu mengendalikan diri, mereka dikategorikan sebagai “Manusia Y”.  
b). Motivasi menurut Frederik Herzberg 
Teori Herzberg disebut  sebagai “teori motivasi dan  hygiene”. Penelitian  yang dilakukan dalam pengembangan teori ini dikaitkan dengan pandangan para karyawan tentang pekerjaannya. Faktor-faktor yang mendorong aspek  motivasi menurut Frederik Herzberg ialah keberhasilan, pengakuan, sifat  pekerjaan yang menjadi tanggung  jawab seseorang, kesempatan meraih kemajuan dan pertumbuhan. Sedangkan faktor-faktor    hygiene    yang menonjol ialah kebijaksanaan perusahaan. Kondisi pekerjaan, upah dan gaji,   hubungan dengan  rekan sekerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan para  bawahan, status dan keamanan.
c). Harapan           
            Dalam pengharapan (Victor Vroom), motivasi kerja seseorang sangat  ditentukan khusus yang akan dicapai orang yang bersangkutan. Harapan yang ingin dicapai karyawan antara lain : 
a.       upah atau gaji yang sesuai      
b.      keamanan kerja yang terjamin     
c.       kehormatan dan pengakuan       
d.      perlakuan yang adil        
e.       pimpinan yang cakap, jujur dan berwibawa                
f.       suasana kerja yang menarik       
g.      jabatan yang menarik  

d).  Motivasi menurut Mc. Clelland dan Atkinson    
                  Mc. Clelland dan Atkinson menampilkan adanya tiga macam motif utama  manusia dalam bekerja, yaitu  : kebutuhan merasa berhasil, kebutuhan untuk  bergaul atau berteman dan kebutuhan untuk berkuasa. Sekalipun semua orang  mempunyai kebutuhan atau motif ini namun kekuatan pengaruh  kebutuhan  ini tidak sama kuatnya pada setiap saat atau pada saat yang berbeda. Namun  demikian Mc. Clelland dan Atkinson  sudah menggunakan teori mereka ini untuk meningkatkan kinerja suatu pekerjaan dengan jalan menyesuaikan  kondisi sedemikian rupa sehingga dapat menggerakan orang    kearah  pencapaian hasil yang diinginkan.

e).  Existence, relatedness, dan Growth (ERG)    
                  Teori ini dikembangkan oleh Clayton Aldefer, seorang guru besar di        Universitas Yale di Amerika Serikat. Alderfer mengetengahkan teori yang  mengatakan bahwa menusia mempunyai tiga kelompok kebutuhan “inti” (core needs)  yang disebutnya eksistensi, hubungan dan pertumbuhan   (existence, relatedness, and Growth – ERG).       
                   
f).  Cognitive dissonance         
                  Teori ini dikemukakan oleh Reslinger menyatakan bahwa karyawan yang   memiliki motivasi lebih baik (tinggi) akan memperbaiki kesalahan atau  merasa khawatir, jika kinerja mereka di bawah tingkat perngharapannya  (rendah). Untuk mengurangi kesalahan dan rasa dan kekhawatiran  tersebut,  mereka secara sukarela mencoba memperbaiki  kinerja mereka.   

A.3 Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan ragamnya.
Secara umum motivasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang satu  sama lain memberi warna terhadap aktivitas manusia.Danim  (2001:17),  menyatakan bahwa  motivasi yang diberikan digolongkan   menjadiempat bagian:
1.      Motivasi Positif        
                  Motivasi positif adalah proses pemberian motivasi atau usaha  membangkitkan motif, dimana   hal itu diarahkan pada usaha  mempengaruhi  orang lain agar dia bekerja secara baik dan antusias dengan cara memberikan  keuntungan tertentu kepadanya.
2.      Motivasi Negatif        
                  Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang   bersumber dari     rasa  takut.  Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi  tidak mampu mencapai tujuan.
3.      Motivasi dari Dalam            
                  Motivasi dari dalam timbul pada diri  pekerja waktu dia menjalankan  tugaas -tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam diri pekerja iu sendiri.            
4.      Motivasi dari luar        
                  Motivasi dari luar    adalah motivasi yang muncul sebagai  akibat adanya  pengaruh yang ada di luar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri.

A.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi 
Motivasi timbul karena dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri manusia dan  faktor dari luar diri manusia. Faktor dalam diri manusia (disebut motivasi internal)  berupa sikap, pendidikan, kepribadian, pengalaman, pengetahuan, dan  cita-cita.  Sedangkan faktor luar diri manusia  (motivasi ekternal) berupa gaya  kepemimpinan atasan, dorongan atau bimbingan seseorang, dan perkembangan  situasi (Wursanto, 2000: 131).

B.     Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu  wilayah kerja. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan  kabupaten atau kota (UPTD). Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari  tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit  pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia  (Sulastomo, 2007).
            Puskesmas hanya bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan  kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota sesuai  dengan kemampuannya. Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila disatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,  maka tanggung jawab wilayah keja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan  keutuhan konsep wilayah (desa, kelurahan, RW), dan masing-masing puskesmas  tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan  kabupaten/ kota (Sulastomo, 2007).
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah  tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat  adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui  pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup didalam lingkungan dengan  perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya (Sulastomo, 2007).
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah  mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional,  yaitu :
1.      Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. 
2.      Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah   kerjanya.  
3.      Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan  kesehatan yang diselenggarakan puskesmas. 
4.      Memelihara dan meningkatkan kesehatan per orangan, keluarga, dan masyarakat,  serta lingkungannya (Depkes RI, 2003).

C.    Kualitas Pelayanan

Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut  Ibrahim (2000:1),  kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan  jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan internal dan eksternal.  Strategi ini menggunakan kemampuan sumber daya manajemen, modal  dan teknologi, peralatan, material sistem dan manusia untuk  menghasilkan barang dan jasa bernilai tambah bagi manfaat serta  memberi keuntungan kepada para pemegang saham. 
Menurut Prawirosentono (2000:6),  “kualitas suatu produk adalah suatu  kondisi fisik, sifat, dan kegunaan suatu barang yang dapat memberi  kepuasan konsumen secara fisik maupun psikologis, sesuai dengan nilai  uang yang dikeluarkan”. Dari definisi-definisi di atas, kata kualitas memiliki  banyak pengertian, tetapi pada dasarnya mengacu pada pengertian pokok  sebagai berikut:
a.  Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b.  Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
c.   Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah.
Menurut Tjiptono dan Anastasia (2003:34), terdapat lima sumber kualitas  yang dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu:
a.       Program, kebijakan, dan sikap yang melibatkan komitmen dari  manajemen puncak.
b.      Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik pada waktu  maupun detail.
c.       Desain produk yang menekankan keandalan dan perjanjian ekstensif  produk sebelum
dilepas ke pasar.
d.      Kebijakan produksi dan tenaga kerja yang menekankan peralatan yang terpelihara baik, pekerja yang terlatih baik, dan penemuan  penyimpangan secara cepat.
e.       Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai sasaran  utama. 

Pelayanan berasal dari kata  service  yang berarti melayani. Pelayanan  adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang  melibatkan usaha-usaha manusia dan penggunaan peralatan.  Tugas utama  dari setiap instansi pemerintahan adalah memberikan pelayanan atau  menyelenggarakan pelayanan publik (public service) agar terwujud  kesejahteraan bagi rakyat. Pelayanan publik oleh birokrasi publik adalah  salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat  di samping sebagai abdi negara. Eksistensi lembaga negara, termasuk di  dalamnya  pelayan masyarakat,  pada hakikatnya  tidak dimaksudkan untuk  melayani dirinya sendiri, melainkan  untuk memberikan atau melayani  masyarakat. Oleh karena itu, birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung  jawab untuk memberikan pelayanan publik yang baik dan profesional.
Menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:148), terdapat dua faktor  utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu:
a.       Pelayananan yang diharapkan (expected service)
b.      Pelayanan yang diterima (perceived service)
Menurut Tjiptono dan Anastasia  (2003:27), ada lima karakteristik yang  digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a.       Bukti langsung (tangibles),  meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,  pegawai, dan sarana komunikasi.
b.       Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
c.       Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
d.      Jaminan (assurance), mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat  dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya resiko atau  keragu-raguan.
e.       Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan  komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan para pelanggan.











BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian

      Jenis penelitian ini adalah deskriptif  untuk  mendapatkan gambaran mengenai motivasi kerja tenaga kesehatan dengan kualitas pelayanan di Puskesmas Long Ikis Kabupaten Paser tahun 2012.
B.     Lokasi dan Waktu Penelitian
           
            Lokasi penelitian ini dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Long Ikis Kecamatan Long Ikis, penelitian dimulai dengan penyusunan proposal, pra proposal, seminar proposal, pelaksanaan penelitian dan akan ujian hasil dimulai bulan April sampai dengan Nopember 2012.

C.    Populasi dan Sampel

1.      Populasi
            Populasi adalah semua petugas pelayanan kesehatan di Puskesmas Long Ikis yaitu, perawat, bidan, petugas gizi, gigi, petugas apotik, laboratorium dan petugas loket kartu terdapat 36 orang tenaga.

2.      Sampel
            Pengambilan sampel dilakukan dengan cara “total populasi” yaitu petugas pelayanan kesehatan sebanyak 36 orang.

D.    Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

1.      Kualitas Pelayanan adalah kesempurnaan pelayanan pada pasien yang diberikan oleh petugas puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien antara lain :
a.       Reliability / kehandalan petugas puskesmas.
b.      Resposiveness / ketanggapan petugas puskesmas.
c.       Assurance / jaminan petugas puskesmas.
d.      Empathy / perhatian petugas puskesmas.
e.       Tangibles / bukti fisik petugas puskesmas.

Kriteria Objektif :
           
            Pelaksanaan penilaian kualitas pelayanan kesehatan ini terdiri dari 5 indikator yaitu : kehandalan, ketanggapan, jaminan, perhatian dan penampilan fisik yang merujuk pada skala Likert, dimana setiap pertanyaan mempunyai skoring 1 – 5 dimana :
1)      Skor 5 : Bila responden menjawab sangat setuju.
2)      Skor 4 : Bila responden menjawab setuju.
3)      Skor 3 : Bila responden menjawab kadang-kadang, ragu-ragu.
4)      Skor 2 : Bila responden menjawab tidak setuju.
5)      Skor 1 : Bila responden menjawab sangat tidak setuju.
Sehingga jumlah kemungkinan diperoleh skor nilai adalah :
1)      Skor terendah : 1 x 5 = (0%)
2)      Skor tertinggi : 5 x 5 = 25 (100%)
Kriteria  yang diharapkan  =  2 kategori yakni Baik dan Kurang
                                             =  100% / 2
                                             =  50%
Jadi diperoleh :
1)      Baik : Jika jawaban responden ≥50%
2)      Kurang : Jika jawaban responden < 50%





2.                  Motivasi Kerja
Kriteria obyektif
            Pelaksanaan penelitian motivasi kerja tenaga kesehatan pengukuran dengan menggunakan skala Likert, dimana  setiap pertanyaan mempunyai skoring 1 – 5 dimana :
1)      Skor 5 : Bila responden menjawab sangat setuju.
2)      Skor 4 : Bila responden menjawab setuju.
3)      Skor 3 : Bila responden menjawab kadang-kadang, ragu-ragu.
4)      Skor 2 : Bila responden menjawab tidak setuju.
5)      Skor 1 : Bila responden menjawab sangat tidak setuju.
Sehingga jumlah kemungkinan diperoleh skor nilai adalah :
3)      Skor terendah : 1 x 5 = (0%)
4)      Skor tertinggi : 5 x 5 = 25 (100%)
Kriteria  yang diharapkan  =  2 kategori yakni Baik dan Kurang
                                             =  100% / 2
                                             =  50%
Jadi diperoleh :
3)      Baik : Jika jawaban responden ≥50%
4)      Kurang : Jika jawaban responden < 50%

E.     Pengumpulan Data

1.      Pengumpulan Data
a)      Data Primer
Data primer diperoleh melalui angket yang dibagikan ke responden menggunakan daftar  kuesioner serta melakukan pengamatan langsung ke Petugas.
b)      Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui bagian pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Long Ikis Kecamatan Long Ikis Tahun 2012.

F.     Pengolahan dan Analisa Data

1.      Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer (program excel) dan hasil pengolahan data tersebut akan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi disertai dengan interpretasi. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel distribusi serta dianalisa secara deskriptif.
2.      Analisa Data
Data yang sudah diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian akan dianalisis secara statistik untuk mengetahui hubungan motivasi tenaga kesehatan dengan kualitas pelayanan di Puskesmas Long Ikis Kabupaten Paser.